Antioksidan dan Peranannya Bagi
Kesehatan
Antioksidan dan sumber-sumbernya
Antioksidan
didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah
proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam
oksidasi lipid dan (Kocchar dan Rossell,
1990).
Sumber-sumber
antioksidan dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik
( antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan
alami (antioksidan hasil ekstrasi bahan alami).
Beberapa
contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk makanan dan
penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil
hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidroksi quinin (TBHQ) dan
tokoferol. Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang
telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial.
Antioksidan
alami di dalam makanan dapat berasal dari (a) senyawa antioksidan yang sudah
ada dari satu atau dua komponen makanan, (b) senyawa antioksidan yang terbentuk
dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, (c) senyawa antioksidan yang diisolasi
dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
(pratt, 1992)
Senyawa
antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal dari tumbuhan.
Kingdom tumbuhan, angiosperm memiliki
kira-kira 250.000 sampai 300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400
spesies yang telah dikenal dapat menjadi bahan pangan manusia. Isolasi antioksidan
alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidakselalu dari
bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian
tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji, dan
serbuk sari (pratt, 1992).
Senyawa
antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang
dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan
asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki akyivitas
antioksidan meliputi flavon, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon. Sementara
turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan
lain-lain.
Jahe
(Zingiber officinale Roscoe) biasa
digunakan sebagai bumbu atau obat tradisional. Komponen-komponen pedas dari
jahe 6 gingerol dan 6-shogaol dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang
cukup. Dari ekstrak jahe yang telah dibuang komponen volatilnya dengan
destilasi uap, maka fraksi non volatilnya setelah pemurnian, ditemukan adanya empat senyawa
turunan gingerol dan empat macam diarilheptanoid yang memiliki aktivitas
antioksidan kuat (Nakatani, 1992).
Ada
beberapa senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan telah berhasil
diisolasi dari kedelai (Glycine max L.), salah satunya adalah flovanoid. Flovanoid
kedelai adalah unik dimana dari semua flavonoid yang terisolasi dan
teridentifikasi adalah isoflavon.
Meknisme kerja antioksidan
Meknisme
kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi utama
dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang
mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut dengan sebagai antioksidan
primer.
Senyawa ini cepat meberikan atom hidrogen secara ke radikal lipida (R*, ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksan (A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida.
Senyawa ini cepat meberikan atom hidrogen secara ke radikal lipida (R*, ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksan (A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida.
Fungsi
kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju
autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil (Gordon,
1990).
Penambahan
antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida dapat menghambat
atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak. Penambahan tersebut dapat
menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun propagasi.
(Gambar 1). Radikal-radikal
antioksidan (A*) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain
membentuk radikal lipida baru (Gordon, 1990).
Inisiasi : R* + AH ------> RH + A*
Radikal
lipida
Propagasi : ROO* + AH ------> ROOH + A*
Gambar 1. Reaksi penghambatan
antioksidan primer terhadap radikal lipida (Gordon, 1990)
Besar
konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada
konsentrasi tinggi, aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan
antioksidan tersebut menjadi prooksidan (Gambar 2). Pengaruh jumlah konsentrasi
pada laju oksidasi bergantung pada struktur antioksidan, kondisi dan sampel
yang akan diuji.
AH + O2 ------> A* + HOO*
AH + ROOH ------> RO* + H2O + A*
Peranan antioksidan pada kesehatan
Proses
penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler, penyumbatan
pembuuh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan
darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stress
oksidatif.
Stress
oksidatif adalah keadaan tida seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam
tubuh. Pada kondisi ini, aktifitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) dapat
menimbulkan kerusakan seluler dan genetika. Kekurangan zat gizi dan adanya
senyawa xenobiotik dari makananatau lingkungan yang terpolusiakan memperparah
keadaan tersebut.
Bila
umumnya masyarakat jepang atau beberapa masyarakat Asia jarang mempunyai
masalah dengan berbagai penyakit degeneratif, hal ini disebabkan oleh menu
sehat tradisionalnya yang kaya zat gizi dan komponen bioaktif. Zat-zat ini
mempunyai kimia oksidasi, yang dapat merusak makromolekul dan dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan.
Antioksidan vs kardiovaskular dan
kanker
Peran
positif antioksidan terhadap penyakit kanker dan kardiovaskuler (terutama yang
diakibatkan oleh aterosklerosis/penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah)
juga banyak diteliti. Antioksidan berperan dalam melindungi lipoprotein
densitas rendah (LDL) dan sangat rendah (VLDL) dari reaksi oksidasi.
Pencegahan
aterosklerosis ini dapat dilakukan dengan menghambat oksidasi LDL menggunakan
antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan.
Adapun
untuk anker dan tumor banyak ilmuwan spesialis setuju bahwa penyakiy ini
berawal dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada mutasi gen dapat terjadi
melalui mekanisme kesalahan replikasi dan kesalahan genetika yang berkisar
antara 10-15 %, atau faktor dari luar yang merubah struktur DNA seperti virus,
polusi, radiasi dan senyawa xenobiotik dari konsumsi pangan sebesar 80-85 %. Radikal
bebar dan reaksi oksidasi berantai yang dihasilkan jelas berperan pada proses
mutasi ini. Dan resiko ini sebenarnya dapat dikurangi dengan mengkonsumsi
antioksidan dalam jumlah yank cukup.
Penutup
Hasil
oksidasi lemak pada makanan ternyata
mempunyai dampak besar terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Pengetahuan
bagaimana cara pencegahan proses oksidasi ini sangat diperlukan, yang pada
gilirannya sangat bermanfaat pada pemeliharaan kesehatan setiap individu. Pengetahuan
bebagai jenis antioksidan yang ada di alam serta manfaatnya bagi kesehatan
tubuh sangat membantu kita dalam mengatur pola makan untuk mendapakan yubuh
sehat dan bugar.
Berbagai
kajian dan studi tentang antioksidan masih perlu dilakukan mengingat manfaatnya
yang besar bagi kesehatan. Bahan-bahan alam dari laut seperti tumbuhan mikro alga
dan hewan laut perlu dieksplorasi karena kandungan bioaktifnya terutama
antioksidan belum secara tuntas dieksplorasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar